T.O.S STUNTING
TEMUKAN, OBATI, SAYANGI BALITA STUNTING


    Stunting adalah kondisi kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek pada anak balita (di bawah 5 tahun). Anak yang mengalami stunting akan terlihat pada saat menginjak usia 2 tahun. 
Seorang anak dikatakan mengalami stunting apabila tinggi badan dan panjang tubuhnya minus 2 dari standar Multicentre Growth Reference Study atau standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO. Selain itu, Kementerian Kesehatan RI menyebut stunting adalah anak balita dengan nilai z-skor nya kurang dari -2SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari -3SD (severely stunted). Tabel grafik ini bisa dijumpai di buku kesehatan ibu dan anak. Selain pertumbuhan yang terhambat, stunting adalah masalah pada anak yang menyebabkan kesehatan sosial di masa depan juga perlu diperhatikan.

Dampak stunting pada anak jangka pendek:
  • 1. Meningkatkan potensi sakit dan kematian pada anak
  • 2. Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal anak menjadi terhambat dan tidak optimal
  • 3. Meningkatkan biaya kesehatan.

Dampak stunting pada anak jangka panjang:

  • 1. Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa, lebih pendek ketimbang orang-orang seusianya
  • 2. Meningkatkan risiko obesitas dan mengidap Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes, kanker, dan lain-lain.
  • 3. Kesehatan reproduksi yang menurun
  • 4. Kapasitas belajar dan performa yang tidak optimal saat masa sekolah
  • 5. Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal saat dewasa.
Melalui kegiatan Bulan Pencarian Stunting ini diharapkan akan didapatkan data balita stunting yang lebih valid. Tentunya data ini akan ditindak lanjuti secara spesifik sesuai dengan hasil analisa permasalahan dan faktor penyebab. Kami berharap peran semua sektor untuk dapat ikut turun bersama dalam penanganan balita stunting.
Mari kita sayangi bersama balita stunting demi masa depan anak Indonesia yang lebih sehat dan produktif.











 

Komentar

Postingan populer dari blog ini